Bara Suara
![]() |
Barasuara. Foto: Dok. Banyu Communications |
Barasuara adalah sebuah grup musik asal Indonesia. Iga Massardi(vokal/gitar), TJ Kusuma (gitar), Gerald Situmorang (bass), Marco Steffiano (drum), Asteriska (vokal), Puti Chitara (vokal). Barasuara merilis album perdana mereka yang berjudul Taifun pada tahun 2015.
Awalnya Iga Massardi ingin membuat sebuah solo project untuk lagu-lagu ciptaannya sendiri. Namun setelah itu ia malah lebih tertarik mengerjakan proyek ini bersama sebuah band. Dari sini ia mengajak TJ, Marco dan Asteriska. Pada awalnya Pandu Fuzztoni (gitaris grup Morfem) bermain bass, namun karena jadwalnya yang padat lalu digantikan oleh Gerald Situmorang, yang awalnya diajak oleh Pandu. Setelah tampil perdana di kafe milik Iga, Kafe TokoVe di kawasan Kemang, Jakarta, Puti Chitara masuk dalam line-up.
Album
Taifun (2015)
Sebenarnya apa sih yang jadi resep mengapa album Taifun menjadi inspirasi berkarya bagi banyak Go Ahead People?
Gak lain adalah pesan tersembunyi yang lahir dari tiap baris lirik yang ada di lagu-lagu Barasuara di album Taifun ini. Penasaran kira-kira pesan apa yang tersembunyi di lagu-lagu Barasuara ini? Simak selangkapnya....
Pikiran dan Perjalanan (2019)
Iga Massardi, gitaris dan vokalis Barasuara, menceritakan bahwa album 'Pikiran dan Perjalanan' telah digarap sejak 2015 dan baru rampung pada Januari 2019. Ia pun membeberkan alasan utama mengapa proses penggarapannya berlangsung sangat lama.
"Karena, ya, kami perfeksionis ya, maunya hasil maksimal. Dari kemarin juga kami alhamdulilah manggung, terus promoin album 'Taifun' sampai orang bosen kali, ya. Jadi lebih ke bentrok jadwal juga," kata Iga.
Gerald Situmorang, pemain bas gitar Barasuara, merasa proses penggarapan album kedua memakan waktu yang sama seperti pembuatan album 'Taifun'.
"Sebenarnya album 'Taifun' itu juga lama ya. Sampai tiga tahun pengerjaannya waktu itu. Samalah kayak gini. Orang-orang aja enggak tahu," tuturnya.
Iga dan Gerald sempat menceritakan mengenai sembilan lagu di album 'Pikiran dan Perjalanan'. Inspirasi di balik semua lagu nyatanya datang dari berbagai hal yang pernah terjadi di hidup para personel Barasuara sejak 2015 hingga kini.
Lagu '1000 Racun' yang liriknya dibuat oleh Iga, misalnya, terinspirasi dari pengalaman depresi seorang sahabat.
"Pengalaman itu datang dari salah satu teman gua yang mengalami depresi. Di sini digambarkan bagaimana perasaan seorang yang depresi. Betapa semua orang terlihat berbahaya di matanya dan '1000 racun' itu cocok untuk menganalogikan," tutur Iga.
Sebelum meluncurkan album kedua, Barasuara telah merilis single perdana bertajuk 'Guna Manusia'. Single tersebut telah dibuat video klipnya. Pada awalnya, 'Guna Manusia' bukanlah lagu andalan mereka.
"Saat akhirnya lagu ini menjadi single pertama album ini agak lucu sih, karena ini awalnya enggak jadi jagoan. Gue waktu itu nulis lagunya benar-benar abis mandi. Gue bikin chord dan melodinya, terus gue bawa ke rumah Marco," ucap Gerald.
Ketika hendak direkam, para personel Barasuara belum bisa menyelesaikan keseluruhan aransemen di lagu 'Guna Manusia'. Penyelesaiannya bahkan terjadi karena ketidaksengajaan.
"Akhirnya Iga main satu reff, bercanda gitu, tapi menurut gue kok reff itu enak, ya. Akhirnya masuk deh ke lagu sampai di album," tutur Gerald.
Iga mengaku, ada salah satu single di album 'Pikiran dan Perjalanan' yang bercerita tentang pengalaman personal hidupnya. Lagu tersebut berjudul 'Pancarona'.
"Lagu ini berawal dari pengalaman pribadi saat berada di titik terendah. Pancarona ini kan artinya warna-warni. Itu menganalogikan kondisi kebingungan gue. Jadi, seperti orang yang mencari jawaban atas warna hidupnya," kata Iga.
Sebagai lagu terakhir di album 'Pikiran dan Perjalanan', Barasuara mendaulat karya berjudul 'Tirai Cahaya'. Lagu itu menganalogikan perjalanan terakhir di hidup beberapa personel Barasuara, termasuk Iga, yang saat ini telah menikah dan memiliki anak.
"Jadi, 'Tirai Cahaya' itu tercipta karena gue melihat sekarang personel Barasuara beberapa telah berkeluarga dan, kayak gue sendiri, sudah memiliki dua anak. Lirik di lagu ini seperti bayi keluar dari vagina ibunya, anak itu dewasa kemudian punya jalan sendiri. Sebagai orang tua pada akhirnya kita hanya melihat perjalanan anak kita di dunia," ujarnya.
Selain empat lagu tersebut, album 'Pikiran dan Perjalanan' masih memiliki lima single lain, yakni 'Pikiran dan Perjalanan', 'Haluan', 'Masa Mesias Mesias', 'Tentukan Arah', dan 'Samara'. Lagu-lagu itu akan bisa dinikmati setelah albumnya rilis pada 8 Maret mendatang.
Barasuara mengaku siap untuk menelurkan video klip baru ketika album rilis. Namun, mereka masih merahasiakan lagu mana yang akan dibuatka video klipnya.
Barasuara tidak hanya merilis album dalam format digital, tetapi juga bentuk fisik. Ada alasan tertentu mereka tetap merilis album fisik.
"Secara estetika berbeda jika kita cuma dengerin di Spotify dan lainnya, dibanding kita bikin album fisik. Kalau cuma digital, ya, kayak lo enggak punya romantisme terhadap albumnya," tutup Iga.
Single
"Bahas Bahasa" (16 September 2012)
"Sendu Melagu" (30 Maret 2013)
"Guna Manusia" (21 September 2018)
sumber
0 komentar:
Post a Comment